Jumat, 07 Juni 2013

Pesiar Taik Cidomo jok Surenadi

Cidomo Anteh penumpang Jual Kurungan Manuk lek peken Narmade

Selamat Bulan Puasa

Pergi ke pasar membeli mangga Dibuat sambal segar rasanya Beberapa hari lagi kan tiba Puasa Ramadhan rukun ketiga Ke pasar pagi bersama bunda Berjumpa wak haji tanpa sengaja Segera berbuka bila waktu tiba Sunah dengan yang manis rasa Sambal mangga berkawan kalangkala Dimakan saat sahur bikin selera Perbanyak sedekah bulan puasa Bertadarus Al Quran pergiat pula Burung terbang berkawan lima Hinggap tiga ditembak dua Islam agama mudah untuk umatnya Boleh tak puasa bila sakit atawa renta Burung hinggap di dahan mangga Diincar pemburu dengan pulutnya Allah tak pernah menyulitkan hamba Hamil-menyusui boleh tak berpuasa Bila punai terkena getah nangka Tak bisa bergerak walau bagaimana Tahukah anda hikmah puasa Ialah tanda syukur kita kepadaNya Pohon mangga lebat buahnya Tumbuh di dekat pohon kenanga Mari kita berlomba bersama-sama Meningkatkan taqwa lewat puasa Buah kalangkala khas rasanya Buah hutan yang sudah langka Banyak sekali hikmah puasa Di antaranya sehat jiwa dan raga

Pulau Lombok

Mataram adalah : ibu kota propinsi NusaTenggara Barat.Sedangkan Ampenan merupakan kota pelabuhan lama (sekarang sudah pindah ke Lembar). Kota Ampenan berciri khas arsitektur kuno. Di kota Mataram (yang sudah menjadi satu kesatuan dengan kota Ampenan dan kota Cakranegara) kita bisa wisata kuliner, dengan makan makanan Lombok yang ciri khasnya pedas. Antara lain: Plecing kangkung, ayam plecingan, ayam julat (ayam yang bumbunya pedas sekali), sambel beberok. Minuman khas adalah kelapa madu. Untuk membeli oleh-oleh kain tenun khas Lombok, bisa di Cilinaya Shopping Centre.

Masjid Batu Kute Yg Indah

***Di Masjid Ku Temukan Cinta-Mu*** Segala sesal yang menghampiri diri Segala penat yang menyelimuti hati Segala cobaan hidup yang datang silih- berganti Selalu datang seolah tak pernah berhenti Ku coba mencari teman untuk saling berbagi Ku coba mencari kesana dan kemari Namun, semua tak ada yang mengerti Semua hanya pertahankan ego pribadi Tanpa lelah kuhampiri sang belahan jiwa Yang kuharap bisa mengobati duka nestapa Namun, semua tak seindah yang ku kira Terkadang, ia pula yang memperburuk keadaan kita Ku pun hampir putus asa dibuatnya Ku pun bingung menghadapi segalanya Ku coba mencari jawaban namun tak ada Ku coba mencari solusi namun tak bisa Masjid… Satu tempat yang penuh akan makna Tempat kita memuja kepada Yang Maha Kuasa Tempat kita bersimpuh kepada Yang Maha Pencipta Di masjid… Segala penat dan cobaan di hati seolah pergi Semua berganti dengan ketenangan di dalam hati Ku coba renungkan segala yang telah terjadi Lalu kusadari hal terpenting dalam hidup ini Ya Allah… Engkaulah tempat terbaik untuk saling berbagi Engkaulah yang paling mengerti hidupku ini Engkau berikan jawaban yang telah kudambakan Engkau berikan solusi yang selama ini kuimpikan Di masjid… Ku temukan cinta-Mu Ya Allah…

Tentang Taman! Narmada

Pada - Tahun 80-an, nama Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dari sisi pariwisata belum setenar tetangganya, Bali. Sebagian besar wisatawan, khususnya wisatawan asing datang ke Lombok setelah mengunjungi Pulau Bali. Di Pulau Lombok, terutama Kabupaten Lombok Barat, obyek wisata didominasi oleh peninggalan Kerajaan Karangasem di Bali yang memperluas wilayah kekuasaannya dengan membuat taman yang indah seperti Taman Mayura dan Taman Narmada. Tak aneh, bila pengaruh Hindu banyak mewarnai peninggalan obyek wisata di Lombok. Wajar saja, jika promosi pariwisata Nusa Tenggara Barat pada tahun 80-an menyebutkan, "Di Lombok Anda dapat melihat Bali, tapi di Bali Anda tidak dapat melihat Lombok." Sederhananya begini, wisatawan dapat melihat dan menyaksikan adat istiadat, obyek wisata, kesenian Bali sekaligus adat istiadat suku Sasak di Lombok. Tapi di Bali, para wisatawan itu tidak dapat menyaksikan kesenian dan adat istiadat suku Sasak. Itu dulu. Sekarang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa (dua pulau utama di Provinsi Nusa Tenggara Barat) bagaikan magnet di industri pariwisata nasional dan mancanegara. Apalagi sejak dibukanya Bandara Internasional Lombok (BIL) di Kabupaten Lombok Tengah -- menggantikan Bandara Selaparang -- kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri ke Lombok terus meningkat. Banyak pilihan wisata di Lombok, seperti pantai, gunung, kerajinan tangan, rumah tradisional dan tempat bersejarah peninggalan raja-raja zaman dahulu saat berkuasa di Pulau Lombok. Salah satu taman yang wajib didatangi wisatawan saat berwisata ke Pulau Lombok adalah Taman Narmada. Jumat (8/11/2012) siang, setelah menikmati ayam taliwang dan pelecing, makanan khas Lombok, rombongan Fam Trip Santika melanjutkan perjalanan menuju obyek wisata Taman Narmada. "Yuk berangkat. Kita sekarang menuju Taman Narmada," kata Corporate Marketing Communications Manager Santika Hotels, Vivi Herlambang dengan penuh semangat. Selanjutnya bus pun melaju menuju arah timur Kota Mataram. Selama perjalanan menuju Taman Narmada, pemandangan di jalan raya dipenuhi oleh cidomo, sarana transportasi khas Lombok yakni sejenis delman menggunakan ban mobil namun ditarik seekor kuda. Tak perlu berlama-lama di jalan. Hanya memerlukan waktu 30 menit saja, rombongan sudah tiba di Taman Narmada. Taman Narmada yang memiliki luas sekitar 2 hektar ini lokasinya di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat atau sekitar 10 kilometer sebelah timur Kota Mataram, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Menurut catatan sejarah Taman Narmada dibangun tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok yakni Anak Agung Ngurah Karangasem. Pemilihan nama Narmada juga tidak lepas dari agama Hindu yang dianut oleh raja dan rakyat pada masa itu. Narmada diambil dari kata Narmadanadi, nama sebuah anak Sungai Gangga di India yang dianggap suci oleh umat Hindu. Dulunya taman ini digunakan sebagai tempat upacara Pakelem yang diadakan pada bulan Oktober-November. Selain tempat upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat musim kemarau. Uniknya, desain Taman Narmada ini merupakan replika dari Gunung Rinjani, gunung tertinggi di Pulau Lombok, dimana puncak Gunung Rinjani di Taman Narmada direfleksikan dengan keberadaan Pura Kelasa di puncak, kemudian kolamnya ibarat Danau Segara Anak. Di dalam kompleks Taman Narmada terdapat beberapa bangunan yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Berkat penataan taman dengan aneka macam tanaman yang hijau membuat suasana di Taman Narmada terasa sejuk. Ditambah lagi deretan bangunan kuno yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Yang menarik lagi di Taman Narmada ini adalah sebuah bangunan yang disebut Balai Petirtaan yang sumber airnya berasal dari Gunung Rinjani dan merupakan pertemuan antara tiga sumber mata air, yaitu Lingsar, Suranadi dan Narmada. Karena mata airnya berasal dari Gunung Rinjani dan tempat pertemuan tiga sumber mata air, maka air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air di situ akan awet muda.

Tentang Taman Narmada

Pada - Tahun 80-an, nama Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dari sisi pariwisata belum setenar tetangganya, Bali. Sebagian besar wisatawan, khususnya wisatawan asing datang ke Lombok setelah mengunjungi Pulau Bali. Di Pulau Lombok, terutama Kabupaten Lombok Barat, obyek wisata didominasi oleh peninggalan Kerajaan Karangasem di Bali yang memperluas wilayah kekuasaannya dengan membuat taman yang indah seperti Taman Mayura dan Taman Narmada. Tak aneh, bila pengaruh Hindu banyak mewarnai peninggalan obyek wisata di Lombok. Wajar saja, jika promosi pariwisata Nusa Tenggara Barat pada tahun 80-an menyebutkan, "Di Lombok Anda dapat melihat Bali, tapi di Bali Anda tidak dapat melihat Lombok." Sederhananya begini, wisatawan dapat melihat dan menyaksikan adat istiadat, obyek wisata, kesenian Bali sekaligus adat istiadat suku Sasak di Lombok. Tapi di Bali, para wisatawan itu tidak dapat menyaksikan kesenian dan adat istiadat suku Sasak. Itu dulu. Sekarang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa (dua pulau utama di Provinsi Nusa Tenggara Barat) bagaikan magnet di industri pariwisata nasional dan mancanegara. Apalagi sejak dibukanya Bandara Internasional Lombok (BIL) di Kabupaten Lombok Tengah -- menggantikan Bandara Selaparang -- kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri ke Lombok terus meningkat. Banyak pilihan wisata di Lombok, seperti pantai, gunung, kerajinan tangan, rumah tradisional dan tempat bersejarah peninggalan raja-raja zaman dahulu saat berkuasa di Pulau Lombok. Salah satu taman yang wajib didatangi wisatawan saat berwisata ke Pulau Lombok adalah Taman Narmada. Jumat (8/11/2012) siang, setelah menikmati ayam taliwang dan pelecing, makanan khas Lombok, rombongan Fam Trip Santika melanjutkan perjalanan menuju obyek wisata Taman Narmada. "Yuk berangkat. Kita sekarang menuju Taman Narmada," kata Corporate Marketing Communications Manager Santika Hotels, Vivi Herlambang dengan penuh semangat. Selanjutnya bus pun melaju menuju arah timur Kota Mataram. Selama perjalanan menuju Taman Narmada, pemandangan di jalan raya dipenuhi oleh cidomo, sarana transportasi khas Lombok yakni sejenis delman menggunakan ban mobil namun ditarik seekor kuda. Tak perlu berlama-lama di jalan. Hanya memerlukan waktu 30 menit saja, rombongan sudah tiba di Taman Narmada. Taman Narmada yang memiliki luas sekitar 2 hektar ini lokasinya di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat atau sekitar 10 kilometer sebelah timur Kota Mataram, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Menurut catatan sejarah Taman Narmada dibangun tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok yakni Anak Agung Ngurah Karangasem. Pemilihan nama Narmada juga tidak lepas dari agama Hindu yang dianut oleh raja dan rakyat pada masa itu. Narmada diambil dari kata Narmadanadi, nama sebuah anak Sungai Gangga di India yang dianggap suci oleh umat Hindu. Dulunya taman ini digunakan sebagai tempat upacara Pakelem yang diadakan pada bulan Oktober-November. Selain tempat upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat musim kemarau. Uniknya, desain Taman Narmada ini merupakan replika dari Gunung Rinjani, gunung tertinggi di Pulau Lombok, dimana puncak Gunung Rinjani di Taman Narmada direfleksikan dengan keberadaan Pura Kelasa di puncak, kemudian kolamnya ibarat Danau Segara Anak. Di dalam kompleks Taman Narmada terdapat beberapa bangunan yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Berkat penataan taman dengan aneka macam tanaman yang hijau membuat suasana di Taman Narmada terasa sejuk. Ditambah lagi deretan bangunan kuno yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Yang menarik lagi di Taman Narmada ini adalah sebuah bangunan yang disebut Balai Petirtaan yang sumber airnya berasal dari Gunung Rinjani dan merupakan pertemuan antara tiga sumber mata air, yaitu Lingsar, Suranadi dan Narmada. Karena mata airnya berasal dari Gunung Rinjani dan tempat pertemuan tiga sumber mata air, maka air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air di situ akan awet muda.