Pada - Tahun
80-an, nama Pulau Lombok
di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, dari sisi pariwisata
belum setenar tetangganya,
Bali. Sebagian besar
wisatawan, khususnya wisatawan asing datang
ke Lombok setelah mengunjungi Pulau Bali. Di
Pulau Lombok, terutama Kabupaten Lombok
Barat, obyek wisata didominasi oleh
peninggalan Kerajaan Karangasem di Bali yang
memperluas wilayah kekuasaannya dengan
membuat taman yang indah seperti Taman
Mayura dan Taman Narmada.
Tak aneh, bila pengaruh Hindu banyak
mewarnai peninggalan obyek wisata di Lombok.
Wajar saja, jika promosi pariwisata Nusa
Tenggara Barat pada tahun 80-an
menyebutkan, "Di Lombok Anda dapat melihat
Bali, tapi di Bali Anda tidak dapat melihat
Lombok." Sederhananya begini, wisatawan
dapat melihat dan menyaksikan adat istiadat,
obyek wisata, kesenian Bali sekaligus adat
istiadat suku Sasak di Lombok. Tapi di Bali,
para wisatawan itu tidak dapat menyaksikan
kesenian dan adat istiadat suku Sasak.
Itu dulu. Sekarang Pulau Lombok dan Pulau
Sumbawa (dua pulau utama di Provinsi Nusa
Tenggara Barat) bagaikan magnet di industri
pariwisata nasional dan mancanegara. Apalagi
sejak dibukanya Bandara Internasional Lombok
(BIL) di Kabupaten Lombok Tengah --
menggantikan Bandara Selaparang --
kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri ke
Lombok terus meningkat.
Banyak pilihan wisata di Lombok, seperti pantai,
gunung, kerajinan tangan, rumah tradisional dan
tempat bersejarah peninggalan raja-raja zaman
dahulu saat berkuasa di Pulau Lombok. Salah
satu taman yang wajib didatangi wisatawan
saat berwisata ke Pulau Lombok adalah Taman
Narmada.
Jumat (8/11/2012) siang, setelah menikmati
ayam taliwang dan pelecing, makanan khas
Lombok, rombongan Fam Trip Santika
melanjutkan perjalanan menuju obyek wisata
Taman Narmada. "Yuk berangkat. Kita sekarang
menuju Taman Narmada," kata Corporate
Marketing Communications Manager Santika
Hotels, Vivi Herlambang dengan penuh
semangat.
Selanjutnya bus pun melaju menuju arah timur
Kota Mataram. Selama perjalanan menuju
Taman Narmada, pemandangan di jalan raya
dipenuhi oleh cidomo, sarana transportasi khas
Lombok yakni sejenis delman menggunakan
ban mobil namun ditarik seekor kuda.
Tak perlu berlama-lama di jalan. Hanya
memerlukan waktu 30 menit saja, rombongan
sudah tiba di Taman Narmada. Taman Narmada
yang memiliki luas sekitar 2 hektar ini lokasinya
di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada,
Kabupaten Lombok Barat atau sekitar 10
kilometer sebelah timur Kota Mataram, ibu kota
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Menurut catatan sejarah Taman Narmada
dibangun tahun 1727 oleh Raja Mataram
Lombok yakni Anak Agung Ngurah Karangasem.
Pemilihan nama Narmada juga tidak lepas dari
agama Hindu yang dianut oleh raja dan rakyat
pada masa itu. Narmada diambil dari kata
Narmadanadi, nama sebuah anak Sungai
Gangga di India yang dianggap suci oleh umat
Hindu.
Dulunya taman ini digunakan sebagai tempat
upacara Pakelem yang diadakan pada bulan
Oktober-November. Selain tempat upacara,
Taman Narmada juga digunakan sebagai
tempat peristirahatan keluarga raja pada saat
musim kemarau.
Uniknya, desain Taman Narmada ini merupakan
replika dari Gunung Rinjani, gunung tertinggi di
Pulau Lombok, dimana puncak Gunung Rinjani
di Taman Narmada direfleksikan dengan
keberadaan Pura Kelasa di puncak, kemudian
kolamnya ibarat Danau Segara Anak.
Di dalam kompleks Taman Narmada terdapat
beberapa bangunan yang mempunyai fungsi
yang berbeda-beda. Berkat penataan taman
dengan aneka macam tanaman yang hijau
membuat suasana di Taman Narmada terasa
sejuk. Ditambah lagi deretan bangunan kuno
yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi.
Yang menarik lagi di Taman Narmada ini adalah
sebuah bangunan yang disebut Balai Petirtaan
yang sumber airnya berasal dari Gunung Rinjani
dan merupakan pertemuan antara tiga sumber
mata air, yaitu Lingsar, Suranadi dan Narmada.
Karena mata airnya berasal dari Gunung Rinjani
dan tempat pertemuan tiga sumber mata air,
maka air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya
dapat menjadikan orang yang meminum dan
membasuh mukanya dengan air di situ akan
awet muda.